Berburu Pindang Patin Khas Palembang di Rumah Makan Sri Melayu
PALEMBANG
- Apabila mengunjungi kota Palembang, belum lengkap rasanya bila belum
mampir ke Rumah Makan Sri Melayu. Rumah Makan ini menyajikan suasana
makan yang bernuansa Melayu Sumatera Selatan. Terletak di Jalan Demang
Lebar Daun No. 1 Palembang - 30163, telepon +62 (0711) 420468 (tidak
jauh dari istana gubernur Sumatera Selatan, Griya Agung) adalah
merupakan Rumah Makan yang selalu dikunjungi oleh para pejabat dan orang
penting jika berkunjung ke kota Palembang.
Karena
penasaran dengan cerita bahwa rumah makan ini adalah merupakan rumah
makan yang dikunjungi oleh pejabat-pejabat elit, maka ketika mengunjungi
Palembang, penulis mencoba untuk menyempatkan diri berburu kuliner di
rumah makan ini.

Rumah
makan ini terletak di areal yang cukup luas (kira-kira luasnya sekitar 1
hektar) dengan banyak pepohanan yang rindang. Bangunan utama rumah
makan ini bergaya bangunan khas Palembang yang sebagian besar terbuat
dari kayu. Di tengah-tengah rumah makan terdapat sebuah kolam ikan
dengan ikan yang cukup banyak dan besar. Tempat ini cukup nyaman bagi
orang yang ingin menikmati makanannya sambil mengobrol. Wajar saja jika
tempat ini dijadikan bagi para pejabat dan pebisnis sebagai tempat makan
sambil mendiskusikan pekerjaan. Kabarnya tempat ini dapat menampung
pengunjung hingga sekitar 300 orang.

Makanan
yang disajikan bergaya penyajian seperti di restoran Minang, dimana
semua jenis lauk dan makanan akan dikeluarkan. Kecuali untuk menu utama
dan andalan dari rumah makan ini, yaitu pindang ikan, maka pelayannya
akan menanyai pengunjungnya, ingin menu pindang jenis ikan apa. Di sini
tersedia pindang ikan patin dan pindang ikan bawung. Penulis bersama
dengan keluarga mencoba untuk memesan pindang ikan patin dan pindang
ikan bawung supaya dapat merasakan semua jenis pindangnya. Pindang ini
dimasak dengan campuran daun
kemangi yang dipadukan
dengan aroma campuran berbagai bahan tambahan lainnya, seperti
lengkuas, tomat, nanas, dan mentimun. Sebenarnya di rumah makan ini
masih ada 1 jenis pindang lagi, yaitu pindang ikan salai (ikan yang
diasap).
Sedangkan
menu lainnya dihidangkan seluruhnya di atas meja, ada ikan seluang
goreng (ikan seluang merupakan ikan khas sungai Musi berbentuk
kecil-kecil dan digoreng sampai garing seperti ikan asin), cumi goreng
tepung, sate ikan (jangan dibayangkan kalau bentuknya seperti sate yang
kita kenal, karena sate ikan ini adalah ikan yang dihaluskan dan diberi
tepung kanji kemudian dibentuk seperti seperti bola dan ditusukkan pada
sebatang lidi), tempoyak (berbahan dasar durian mentah difermentasikan
yang dibungkus daun pisang dan dipepes dengan cabe merah dan terasa
asam), sambal goreng pete, lalapan, serta tidak ketinggalan sambal
mangga yang merupakan sambal khas Sumatera.

Pindang
ikan patin dan bawung disajikan dalam tempat khas sehingga masih tetap
panas. Penulis sangat menikmati makanan ini, walaupun sebenarnya penulis
kurang cocok dengan masakan bergaya Melayu yang cukup pedas. Namun
karena rasanya yang khas agak asam dan segar, sehingga hidangan ini
sangat cocok disantap ketika siang dimana cuaca di kota Palembang yang
cukup panas. Namun sebenarnya masih ada satu tempat yang menyajikan
patin ikan yang rasanya menurut penulis lebih enak dibandingkan tempat
ini, yaitu Rumah Makan Pindang Meranjat Ibu Ucha, namun keunggulan
pindang di Rumah Makan Sri Melayu ini adalah pindang yang dihidangkan
senantiasa tetap hangat karena dihidangkan di tempat khusus yang terbuat
dari bahan stainless steel dan di bawahnya terdapat tungku api kecil
untuk menghangatkan.
Di tempat ini juga menyediakan aneka jenis
minuman dingin maupun hangat seperti jus tomat, jus jambu, jus alpukat,
teh manis, dan minuman kelapa muda yang segar
Orang membayangkan bahwa Rumah Makan ini adalah merupakan rumah makan kalangan
pejabat sehingga harganya tentulah sangat mahal. Tapi ternyata bayangan
ini tidak terbukti. Harga makanan di tempat ini relatif masih wajar dan
tidaklah sangat mahal. Harga pindang per porsinya rata-rata adalah Rp
15.000.
Menurut informasi yang berhasil diperoleh, rumah
makan ini didirikan sejak tahun 1991 oleh Ismail Umar, dan Komariah
yang konsepnya terinspirasi ketika mereka berkunjung ke Malaysia. Bahkan
saat ini Rumah Makan Sri Melayu telah memiliki cabang di Jakarta yaitu
di Jalan Veteran, Bintaro dan Bendung Hilir, samping Rumah Sakit Mintoharjo, Jakarta Pusat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar