Hobby membaca yang mengaduk aduk perasaan
Membaca sebagai hobby utama bagiku saat ini sudah menjadi sebuah
kebutuhan, bukan hanya sebagai pengisi waktu luang namun menjadi suatu
hal yang wajib yang harus kulakukan setiap hari, aku tidak akan dapat
memejamkan mata sebelum membaca buku, walaupun aku naik ke tempat tidur
dengan kondisi sangat lelah, aku akan tetap membuka halaman buku dan
menatap hurufnya satu persatu, membaca menjadi rutinas wajibku walaupun
aku hanya akan melahan beberapa halaman lalu tertidur dengan halaman
masih terbuka.’
Membaca menjadi hiburan yang menyenangkan, bahkan menjadi alternatif
utama disaat tiba masa-masanya suntuk. Membaca mampu mengusir kesedihan
yang menggores-gores perasaan terdalam, membaca memberiku tawa yang
diam-diam sering kutahan, dan membaca terkadang membuka akan adanya
pemahaman baru.
Nah begitu pentingnya membaca buku bagiku, juga memberikan pengaruh
langsung pada perasaanku, kalau hanya menangis saat membaca kisah sedih,
atau tertawa sendiri dengan lelucon yang ada itu belum apa-apa
menurutku. Yang kumaksud disini adalah benar-benar memberi pengaruh pada
perasaan bahkan moodku. Aku bisa bahagia dan super semangat selama
berminggu-minggu begitu usai membaca ‘’Negeri lima menara dan Ranah Tiga
Warna ‘’ nya Fuadi, aku bisa menjadi sangat religius begitu usai
membaca ‘’Ayat-ayat Cinta atau Ketika Cinta Bertasbih ‘’ nya
Habiburrahman, atau aku bisa murung berminggu-minggu usai membaca Oliver
twist, Monthe the Cristo dan buku-buku sedih lainnya.
Aku juga sedikit lebih bijak ketika usai membaca buku biografi
pemimpin dunia atau artis terkenal, aku menjadi semakin eksal dengan
negeri ini begitu usia membaca: Komando, jejek seorang prajurit atau
membaca buku bertema politik lainnya, aku bisa jadi merenung dalam dalam
usai membaca serialnya Sindu yang berjudul: Nurjahan the Queen of
Mughal yang setiap serinya minta ampun tebalnya, aku melamun panjang
merenanungkan nasibnya rRatu Timurnya negeri Manchu usai membaca
Maharani, aku bisa sangat puitis usai membaca buku-bukunya Khalil
Gibran, bahkan sudah dua hari ini aku tidak bersemangat makan gara-gara
sedih membayangkan nasibnya Sayuri dalam Memoar of Gheisha. Namun dari
semua ini aku paling senang membaca buku Harry Potter, entah kenapa
membaca buku seri keberapun dari buku ini selalu bisa membuatku …senang.
Aku ingat, waktu masih kecil, aku memiliki fisik yang sangat lemah,
maka tidak heran aku tidak punya olahraga favorit karena setiap olahraga
dijamin aku akan sakit, namun karena aku sangat maniak dengan serial
silat khoo ping khoo, maka aku bisa mengikuti olahraga beladiri asli
Indonesia ini dengan baik, walaupun aku lebih sering libur latihan
karena terkilir, cedera dan terluka karena olahraga ini, kadang-kadang
dalam hati kecilnya menyadari bahwa aku ikut latihan silat lebih karena
ingin merasakan dunia persilatan yang digadang-gadangkan buku itu
daripada keinginanku untuk membela diri dan menjadi sehat hehehe.
Kebiasaan mengikuti suasana buku dengan hatiku masih sangat sulit
kuhilangkan sampai saat ini, ketika membaca buku ‘’Cara dahsyat menjadi
penulis ‘’ karya Jonru aku semangat untuk menulis, atau membaca bukunya
Mis Jinjing membuat aku semangat melongok isi lemari dan mulai merasa
kurang cantiknya aku sebagai wanita…..
Satu sisi, ini berakibat positif, karena bisa membuatku menjadi lebih
bersemangat, namun sayangnya kadang hanya berlangsung dua atau tiga
minggu bahkan ada yang tiga empat hari, dan biasanya aku juga kadang
enggan membaca buku yang sama……kecuali buku Harry Potter tentunya.
Namun sisi negatifnya..kadang-kadang mood buku ini berpengaruh pada
sikap sehari-hariku bahkan kerjaku..hehehe, untungnya sejauh ini aku
belum dapat teguran karena ini. Begitu dahsyatnya dampak sebuah buku
pada perasaan dan moodku, membuat aku kadang menunda untuk membacanya,
tidak jarang buku ini hanya jadi penghuni rakku untuk beberapa hari
sampai aku merasa siap membacanya, hmmmmm emosiku sangat mudah
diobok-obok oleh hanya sebuah kisah dalam sebuah buku…..bagaimana dengan
anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar